Mesut Ozil datang ke Jakarta pada 24 Mei 2022. Namun, kedatangannya bukan untuk memperkuat Rans Cilegon FC miliki Raff Ahmad. Kunjungan Ozil dalam rangka bisnis pribadi dengan merk sepatu nasional di Indonesia. Selain itu pula, Ozil akan melakukan kunjungan amal.
Sayangnya, Ozil bukan datang berstatus sebagai pemain Fenerbahce. Ini dikarenakan dirinya terbuang dari klub asal Istanbul, Turki. Ironis sekali bila membandingkan penyambutan dirinya saat diumumkan menjadi pemain Fenerbahce.
Sambutan Ozil
Dikutip dari artikel dalamgawang, gegap gempita menyelimuti Bandara Ataturk di Istanbul, tatkala menyambut kedatangan Mesut Ozil sebagai pemain baru Fenerbahce. Belum pernah ada sambutan semeriah itu sepanjang sejarah di bandara hingga 19 Januari 2021. Bahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun akan iri melihat sambutan tersebut. Ozil disambut bak pahlawan.
Ya, itulah gambaran betapa girangnya fans Fenerbahce saat klub mereka mendatangkan Mesut Ozil dari Arsenal. Lebih girang lagi karena biayanya gratis. Gegap gempita di Istanbul, ibarat dejavu bagi fans Arsenal. Gooner tak akan lupa saat deadline bursa transfer musim panas delapan tahun sebelumnya. Klub Meriam London mengumumkan Mesut Ozil resmi didatangkan dari Real Madrid pada 2 September 2013.
Berbicara dejavu, Ozil sepertinya mengulangi suratan takdir. Gelandang kreatif ini dikeluarkan dari skuad utama Fenerbahce pada Maret 2022. Hanya dalam tempo 14 bulan, Ozil dicampakkan setelah disanjung setinggi langit. Persis saat dirinya menerima nasib dibuang Arsenal, sebelum akhirnya dipungut Fenerbahce.
Bulan Madu Berakhir
Menurut artikel dalamgawang Pergantian pelatih yang terlalu sering mungkin menjadi masalah bagi Mesut Ozil di Fenerbahce. Setidaknya sudah empat kali terjadi pergantian pelatih. Ismail Kartal adalah pelatih keempat yang dihadapi Ozil. Saat datang pada Januari 2021, Ozil dilatih Erol Bolut. Namun, Bolut dipecat Direktur Olahraga Fenerbahce Emre Belozoglu. Emre sempat turun status sebagai pelatih hingga musim panas 2021. Vitor Pereira kemudian datang pada awal musim kompetisi 2021/2022.
Hubungan Ozil dengan Pereira tidaklah terlalu bagus. Ozil sering dibangkucadangkan. Di bawah arahan Pereira, tim memainkan formasi 3-4-3 dan variannya. Akibatnya Ozil yang cenderung bermain di tengah sebagai pemain nomer 10, perannya terpinggirkan. Ketidaksukaan Ozil pernah ditunjukkan saat dirinya melempar “bib” ke arah Pereira karena kesal tidak dimainkan dalam laga kontra Kasimpasa Oktober 2021.
Tak ada penjelasan detail mengenai alasan pembekuan Mesut Ozil sebagai pemain inti Fenerbahce. Pihak klub memilih bungkam. Meski begitu, Ozil masih aktif di media sosial membagikan statusnya di twitter dan instagram. Baginya hal yang utama adalah Fenerbahce. Bahkan dua hari berselang, Ozil masih sempat mengumumkan kerja sama bisnis dengan perusahaan sepatu lokal Indonesia Concave.
Penutup
Mesut Ozil didatangkan secara emosional ke Fenerbahce. Faktor ini ternyata tidak bisa dibantah ketika dirinya merumput di lapangan hijau mengenakan jersey bernomor punggung 67. Performanya jauh dari impresif. Secara logika, Ozil tidak seharusnya berada di Liga Turki yang mengedepankan permainan fisik dan keras. Belum termasuk posisi dirinya sebagai pemain nomer 10 yang kian tersisih dalam taktik modern. Meski begitu, para pendukung Fenerbahce akan segera melupakan performa Ozil di lapangan. Yang mereka ingat hanya Ozil pernah membela Fenerbahce. Sama halnya seperti pendukung Arsenal. Memori lekat dalam ingatan. Namun romansa segara berakhir.
Artikel selengkapnya simak di dalamgawang